
Kalimat ini terasa seringkali kita dengar, khususnya bagi komunitas atau Club biker tapi bagi masyarakat umum masih sedikit yang memahami, bahkan masih banyak yang tidak mengerti apa yang dimaksud dengan keamanan berkendara tsb. Dari pengalaman penulis baik sebagai anggota komunitas motor sekaligus sebagai daily ordinary rider, pengertian keamanan berkendara ini bisa sangat luas dan berkaitan dengan berbagai faktor, tapi untuk singkatnya penulis coba memaparkan secara umum saja, untuk rincianya mungkin nanti akan ada artikel-artikel terpisah yang juga akan dimuat di Pondokbikers.
Keamanan berkendara ini untuk penerapannya bisa dibagi dua bagian, yaitu attitude (sikap) dan attribute (kelengkapan). Sikap disini maksudnya sikap berkendara itu sendiri, jika seseorang berkendara dengan santun, mematuhi peraturan lalu lintas, menghormati pemakai jalan lainnya maka otomatis resiko terjadinya kecelakaan terhadap dirinya sendiri akan berkurang, sebaliknya jika orang tsb berkendara dengan cara ugal-ugalan, melanggar lampu lalu lintas, naik trotoar, dsb, maka bukan hanya dia akan membahayakan dirinya sendiri tapi juga akan membahayakan orang lain.
Kelengkapan berkendara disini maksudnya adalah kelengkapan keamanan dalam berkendara, baik kelengkapan pada motor ataupun kelengkapan pada pengendara itu sendiri. Kelengkapan pada motor antara lain adalah rem, lampu sein, lampu malam, lampu rem, spion, dsb. Peralatan tsb haruslah berfungsi dengan baik, karena jika peralatan tsb tidak berfungsi maka otomatis bisa membahayakan pemakai motor tsb. Untuk kelengkapan pada pengendara antara lain helm (bukan helm cetok atau helm proyek), sepatu, sarung tangan, jaket, dsb. Sudah banyak kejadian kecelakaan fatal dikarenakan korban tidak memakai kelengkapan keamanan pengendara tsb. Kelengkapan keamanan pengendara ini sangat berfungsi untuk mengurangi resiko cedera fatal jika terjadi kecelakaan.
Terakhir jangan lupa berdoa sebelum memulai perjalanan, baik perjalanan pendek dalam kota maupun perjalanan jauh atau turing luar kota. Selamat berkendara dengan aman dan nyaman, jangan lupa keluarga menunggu kita pulang ke rumah dengan selamat.
PERLENGKAPAN BERKENDARAAN untuk KEAMANAN, dan KESELAMATAN
1. Mengunakan Helm Full Face penumpang/boncenger di harapkan mengunakan Helm Open Face.
2. Mengunakan Sarung Tangan (disarankan yang ada pelindung kerasnya / hard protector), berlaku untuk rider dan penumpang.
3. Mengunakan Sepatu yang tertutup hingga tumit atau boot, berlaku untuk rider dan penumpang.
4. Membawa Rain Gear, atau jas hujan dengan bagian atas dan bawah terpisah, jas hujan dengan model ponco tidak diperbolehkan, berlaku untuk rider dan penumpang. Dan membawa Rain Gear untuk sepatu, pemakaian selain sepatu dilarang.
5. Mengunakan Jaket yang tahan terhadap terpaan angin (wind breaker) atau mengunakan rompi tambahan, berlaku untuk rider dan penumpang. Penumpang tidak diharuskan mengunakan rompi tambahan. menyarankan mengunakan Jaket yang mengunakan pelindung dari bahan keras (hard protector).
MARI SIAPKAN UNTUK KESELAMATAN DAN KENYAMANAN DIPERJALANAN.
Safety Ridding...Apaan sih ???
Kondisi seperti saat ini membuat sepeda motor menjadi pilihan paling praktis dan ekonomis sebagai alat transportasi baik pribadi maupun keluarga.
Kemampuan melalui jalan yang relatif kecil (selap selip) seakan membuat motor menjadi kendaraan ‘bebas macet’ dan efektif, sementara itu juga konsumsi BBM yang sangat irit membuat kendaraan ini sangatlah ekonomis.
Kemampuan melalui jalan yang relatif kecil (selap selip) seakan membuat motor menjadi kendaraan ‘bebas macet’ dan efektif, sementara itu juga konsumsi BBM yang sangat irit membuat kendaraan ini sangatlah ekonomis.
Namun sayang juga ketika demikian mudahnya memperoleh sepeda motor, tetapi tidak dibarengi dengan kesadaran untuk belajar berkendara dengan baik dan aman. Masih banyak kita lihat orang mengendarai motor dengan sekencang-kencangnya, atau sangat lambat dan lain-lain yang membahayakan dirinya juga orang lain disekitarnya.
Menurut survey tim safety riding course, lebih dari 50% kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri, selain faktor kendaraan dan lingkungan.
Menurut survey tim safety riding course, lebih dari 50% kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri, selain faktor kendaraan dan lingkungan.
Mungkin disinilah perlunya kita ikut suatu klub motor. Apakah itu klub motor sejenis maupun klub motor berbagai merek, yang penting adalah klub yang bisa membina kita menjadi bikers yang baik dan tertib.
Klub motor yang baik salah satunya adalah klub yang peduli dengan keselamatan dan keamanan berkendara.
Beberapa klub yang saya kenal, melakukan acara khusus untuk melatih dan memberi pencerahan tentang keselamatan dan keamanan berkendara. Bahkan untuk menggelar acara tersebut dilibatkan juga beberapa vendor sebagai sponsor, yang artinya semua sepakat akan pentingnya keselamatan.
Klub motor yang baik salah satunya adalah klub yang peduli dengan keselamatan dan keamanan berkendara.
Beberapa klub yang saya kenal, melakukan acara khusus untuk melatih dan memberi pencerahan tentang keselamatan dan keamanan berkendara. Bahkan untuk menggelar acara tersebut dilibatkan juga beberapa vendor sebagai sponsor, yang artinya semua sepakat akan pentingnya keselamatan.
Safety Riding ! Sama halnya dengan istilah Safety Driving bagi pengguna mobil, istilah Safety Riding mengacu kepada perilaku berkendara yang secara ideal harus memiliki tingkat keamanan yang cukup bagi diri sendiri maupun orang lain.
Dalam pelatihan Safety Riding, disajikan dalam teori dan praktek.
Umumnya dalam teori dijelaskan seputar keselamatan berkendara, pentingnya pemanasan tubuh saat hendak berkendara, kesiapan kendaraan, posisi berkendara yang ideal, dan lain-lain.
Umumnya dalam teori dijelaskan seputar keselamatan berkendara, pentingnya pemanasan tubuh saat hendak berkendara, kesiapan kendaraan, posisi berkendara yang ideal, dan lain-lain.
Kesiapan berkendara yang diperlukan untuk sepeda motor antara lain:
- Sarung Tangan, sebaiknya memiliki lapisan yang dapat menutupi kedua belah tangan dan bahan yang dapat menyerap keringat serta tidak licin saat memegang grip/handle motor.
- Jaket, sebaiknya mampu melindungi seluruh bagian tubuh baik dari terpaan angin maupun efek negatif kala terjadi benturan baik kecil maupun besar.
- Helm (minimal Half Face), sebaiknya mampu memberikan proteksi lebih kepada kepala, poin inilah yang selalu dilewatkan oleh tipikal bikers pengguna helm ‘catok’ dan sejenisnya.Helm, Bukan Sekadar Pelindung Kepala
- Sepatu, haruslah mampu memberikan kenyamanan serta keamanan bagi seluruh lapisan kaki.
Secara umum untuk pelatihan praktek Safety Riding diajarkan:
-Teknik pengeremandengan hanya mengandalkan rem depan, rem belakang, dan kombinasi keduanya. Teknik ini untuk membiasakan bikers untuk membedakan fungsi dua sisi rem saat hendak berhenti ber-akselerasi.
-Teknik “slalom” dengan cone di lintasan. Teknik ini untuk melihat kemampuan peserta menikung dengan cepat dari sisi kiri ke kanan dan sebaliknya dengan asumsi kendaraan sedang
-Teknik berjalan di lintasan ala “bumpy-road” , teknik ini untuk membiasakan bikers untuk memberi kenyamanan saat jalan tidak mulus atau bergelombang.
-Teknik berkendara di lintasan lurus dan sempitberupa bilah dengan asumsi kendaraan berjalan di jalan kecil dan diliputi kemacetan. Teknik ini untuk membiasakan diri bagi bikers untuk tetap dapat melakukan handling tanpa menurunkan kaki dalam kecepatan rendah.
Perangkat keamanan semacam decker lutut dan siku plus helm menjadi wajib untuk peserta pelatihan Safety Riding.
Dari materi-materi seperti inilah diharapkan muncul niatan dari para pengendara untuk membiasakan diri sendiri memberi upaya keselamatan berkendara. Gampang-gampang susah, itu ternyata pendapat yang muncul di benak peserta setelah semua sesi praktek dilapangan dilakukan.
Dari sekian banyak poin yang dipelajari peserta semua memiliki arti masing-masing dengan kesimpulan bahwa keselamatan berkendara amatlah dibutuhkan untuk mengurangi angka kecelakaan dijalan. Ya ! Semua dimulai dari diri sendiri, alangkah baiknya jika hasil kursus singkat ini dapat dibagi dengan rekan-rekan lain sesama pengendara.
Dari sekian banyak poin yang dipelajari peserta semua memiliki arti masing-masing dengan kesimpulan bahwa keselamatan berkendara amatlah dibutuhkan untuk mengurangi angka kecelakaan dijalan. Ya ! Semua dimulai dari diri sendiri, alangkah baiknya jika hasil kursus singkat ini dapat dibagi dengan rekan-rekan lain sesama pengendara.
Buktikan bahwa kita mampu berkendara dengan baik, tidak sembrono, tidak ugal-ugalan, patuh lalu-lintas, dan menghormati sesama pengguna jalan serta memberi contoh positif kepada sesama pengguna jalan.
Safety is Everything bro !
Overview
Data dan fakta menyatakan bahwa terjadi peningkatan jumlah korban tewas pada kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengendara motor. Tengok saja jumlah pengendara sepeda motor yang tewas di Jakarta dan sekitarnya naik 55,5%. Angka itu tercatat sepanjang Januari-April 2009 dibandingkan periode sama 2008. Dari total korban kecelakaan yang melibatkan sepeda motor yakni 106 orang, sebanyak 28 orang tewas atau sekitar 26,42%, sebanyak 78 orang luka berat dan ringan (73,58%).
Menurut memori penulis, pada tahun 1970-an, kondisi lalu lintas tidak sepadat seperti saat ini, jalan juga belum begitu padat dengan mobil, motor, angkutan umum dan lainnya. pengendara motor masih bebas berkeliaran dimana-mana hanya dengan menggunakan helm catok tanpa adanya rasa khawatir akan kecelakaan dan merasa sudah sangat aman selain itu udara juga belum banyak terpolusi sehingga masih aman untuk dihirup dan membuat wajah segar pengendara motor yang cukup dengan mengenakan helm catok.
Tahun 1980-an dimana kondisi jalan mulai padat dan menurut catatan penulis jumlah kecelakaan yang melibatkan pengendara motor pun ikut meningkat maka dari instansi terkait dan aparat mulai meningkatkan tanggungjawabnya dalam melaksanakan tugas. Namun dikarenakan jumlah petugas polisi sangat tidak mencukupi kala itu, pihak kepolisian pun membentuk satuan-satuan yang bertugas mendukung kerja kepolisian. Pada masa ini tercatat satuan-satuan seperti : Supeltas, Banpol bermunculan untuk membantu tugas kepolisian.
Melihat perkembangan transportasi darat dan kondisi jalan raya yang semakin semrawut dimana peningkatan jumlah kendaraan semakin meninggalkan peningkatan jumlah jalan raya maka pada awal 1990-an pemerintah dan DPR membuat suatu perundangan yang mengatur lalu lintas dan jalan raya yang lebih dikenal dengan UULAJ. Namun dalam penerapannya undang-undang tersebut banyak menuai kontroversi karena dinilai oleh beberapa kalangan sangat merugikan pengguna jalan. Tak kurang demo dan unjuk rasa mahasiswa sempat menentang pelaksanaan UULAJ ini.
Era 2000-an menjadi masa yang paling mengkhawatirkan baik dari segi penambahan jumlah kendaraan maupun dari tingkat kecelakaan lalu lintas. Sebagai gambaran saja, angka kecelakaan pada musim mudik 2007 berjumlah 1.982 kasus kecelakaan yang melibatkan sepeda motor. Bandingkan dengan angka pada tahun 2006 yang berjumlah 91 kasus. Angka yang sangat fantastis!
Mengapa Safety Riding itu penting?
Pernahkah anda mengalami kondisi dimana membuat anda marah terhadap kondisi lalu lintas? Pernahkah anda mengalami kondisi sedih yang sangat mendalam yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas yang dialami rekan atau saudara anda? Saya yakin anda pernah mengalaminya.
Oleh karena itu sangat penting untuk dibudayakan Safety Riding bagi pengendara sepeda motor, yang tidak saja aman bagi dirinya sendiri juga mendatangkan rasa aman bagi pengguna jalan yang lain. Ketika budaya Safety Riding tersebut sudah tercipta maka dengan sendirinya akan dilahirkan rasa aman dan nyaman pada seluruh pengguna jalan.
Safety Riding menjadi budaya?
Menciptakan Safety Riding sebagai suatu budaya, tidaklah mudah. Sama seperti budaya lainnya yang diwariskan nenek moyang kita kepada bangsa ini, seperti budaya gotong royong, harus dibentuk selama berabad-abad lamanya. Intinya dibutuhkan suatu proses yang berkesinambungan agar Safety Riding dapat menjadi budaya di masyarakat kita. Apakah mungkin?
Mungkin saja! Menurut penulis, Safety Ride merupakan core competency yang harus dimiliki oleh setiap pengguna sepeda motor. Karena dengan begitu, mau tidak mau, pada saat sebelum, selama dan sesudah berkendara kita harus mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan keselamatan.
Perlu ditanamkan suatu sistem nilai-nilai, keyakinan dan pembiasaan menerapkan Safety Riding kepada seluruh pengguna sepeda motor. Pemahaman terhadap makna Safety Riding harus diawali sebelum membudayakan suatu kebiasaan.
Sebagai gambaran, bahwa untuk menciptakan suatu kebiasaan maka perlu ditanamkan pemahaman dan pemaknaan mengenai Safety Riding, kemudian jika sudah paham dan mengerti maknanya, maka setidaknya hal tersebut akan dicoba untuk diterapkan pada kondisi nyatanya. Setelah diterapkan perlu dilakukan suatu evaluasi dan monitoring untuk menilai apakah penerapan Safety Riding menghasilkan hasil yang positif terhadap keselamatan?
Tahap pemahaman, penerapan dan hasil evaluasi mendatangkan hasil positif maka setiap pengguna sepeda motor dan kendaraan bermotor lainnya akan merasakan manfaat dari safety riding dan akhirnya akan melahirkan needsatau kebutuhan akan hal tersebut. Jika setiap pengguna sepeda motor sudah merasa butuh akan safety riding maka dengan sendirinya Safety Riding akan menjadi kebiasaan bagi semua pengguna sepeda motor dan membawa implikasi yang baik bagi semua pengguna kendaraan bermotor dan pengguna jalan lainnya.
Sumber: Road Safety Association
Mari bersama Shoguners BaBel bersatu untuk membudidayakan betapa pentingnya Safety.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar